Dalam perawatan Shahnaz masih demam disertai kejang, timbul merah pada dada perut punggung telapak tangan, telapak kaki, mata, bibir dan lidahnya tampak kemerahan. Diperkirakan Shahnaz terkena campak dan di rawat di ruang isolasi. Karena melihat mulut yang merah seperti stroberi dan merah di telapak tangan, telapak kaki makin merata pada hari ke 4 perawatan dilakukan pemeriksaan darah ulang dengan hasil sel darah putih, Laju Endap Darah (LED), CRP (C Reactive Protein) meningkat.
Dianjurkan ke dokter jantung anak untuk ekokardiografi (USG) jantung anak yang mengatakan pembuluh nadi koroner jantung mengalami sedikit pelebaran (aneurisma) yang menguatkan bahwa ia menderita penyakit Kawasaki (PK).
Penyakit Kawasaki Pada Anak
Penyakit Kawasaki ditemukan oleh Dr. Tomisaku Kawasaki di Jepang tahun 1967. Di Indonesia relatif belum banyak yang memahami penyakit yang berbahaya ini, bahkan di kalangan medis sekalipun termasuk saya, sehingga diagnosa acap terlambat dengan komplikasi pada jantung. PK dapat terdiagnosa sebagai
campak, alergi obat, infeksi virus atau
bahkan penyakit gondong. Penyakit
yang lebih sering menyerang ras mongol
ini terutama menyerang balita dan
paling sering terjadi pada usia 1-2 tahun.
Menurut Dr. dr. Najib Advani Sp.A
(K), MMed. (Paed) menemukan kasus
PK di Indonesia sejak tahun 1996
dan pernah pada bayi usia 33 hari.
Diperkirakan sudah satu juta penduduk
dunia yang pernah terkena PK. Diduga
kasus di Indonesia tidaklah sedikit dan
menurut perhitungan berdasarkan
angka kejadian global dan etnis di
negara kita, tiap tahun ada sekitar
5000 kasus baru. Namun kasus yang
terdeteksi baru sekitar 5%.
Penyebab PK hingga saat ini belum
diketahui, meski diduga kuat akibat
suatu infeksi, namun belum ada bukti
yang meyakinkan. Karena itu cara
pencegahannya juga belum diketahui.
Penyakit ini tidak menular.
Manifestasi awal pada fase akut
adalah demam yang mendadak tinggi
dan bisa mencapai 40⁰C. Demam
berfluktuasi selama setidaknya 5 hari
tetapi tidak pernah mencapai normal.
Pemberian antibiotik tidak menolong.
Sekitar 2-3 hari setelah demam,
mulai muncul gejala lain secara
bertahap yaitu bercak-bercak merah di
badan yang mirip seperti pada campak.
Gejala lain timbul kedua mata merah
tetapi tanpa belekan, pembengkakan
kelenjar getah bening di salah satu sisi
leher sehingga kadang di duga penyakit
gondong (parotitis), lidah merah
menyerupai stroberi, bibir juga merah,
telapak tangan dan kaki merah dan agak
membengkak.
Pada fase penyembuhan, terjadi pengelupasan kulit di ujung jari
tangan serta kaki dan kemudian timbul
cekungan berbentuk garis lintang pada
kuku tangan dan kaki (garis Beau).
Penderita PK harus dirawat inap di
Rumah Sakit dan sebaiknya mendapat
pengawasan dari dokter ahli jantung
anak. Komplikasi yang paling ditakutkan
adalah pada jantung (terjadi pada 20-
40% penderita yang tidak diobati) dan
biasanya mulai terjadi setelah hari ke
7-8 sejak awal demam yang berakibat
kerusakan pada otot jantung yang
dikenal sebagai Infark Myocard yang
dapat berujung pada kematian.
Pemeriksaan jantung penting
terutama ekokardiografi (USG jantung)
dan EKG. Pemeriksaan laboratorium
untuk penyakit ini tidak ada yang
khas. Biasanya jumlah sel darah putih,
laju endap darah dan C REACTIVE
PROTEIN meningkat pada fase akut.
Jadi diagnosis ditegakkan terutama
atas dasar gejala dan tanda klinis
sehingga pengalaman dokter sangat
dibutuhkan. Pada fase penyembuhan,
trombosit darah meningkat dan ini akan
memudahkan terjadi bekuan darah yang menyumbat pembuluh koroner jantung.
Obat pilihan adalah Imunoglobulin
yang ampuh untuk meredakan gejala
dan menekan risiko kerusakan jantung
namun cukup mahal. Harga satu gram
berkisar satu juta rupiah sedangkan
anak membutuhkan 2 gram per
kg berat badannya. Penderita juga
diberikan asam salisilat untuk mencegah
kerusakan jantung dan sumbatan
pembuluh koroner. Jika dengan obatobatan
tidak berhasil, kadang diperlukan
operasi pintas koroner (coronary
bypass) atau bahkan meskipun sangat
jarang transplantasi jantung. Kematian
dapat terjadi pada 1-5 % penderita yang
umumnya terlambat ditangani dan
puncaknya terjadi pada 15-45 hari setelah
awalnya timbul demam. Meskipun
demikian kematian mendadak dapat
terjadi bertahun-tahun setelah fase akut.
Oleh : Dr. Rosalinda Harahap