Secara historis, pelabuhan Tegal dahulu merupakan pelabuhan utama intersuler untuk masuknya barang antar pulau berupa kayu dari luar Jawa untuk disebarluaskan ke beberapa kota di Jawa Tengah pada masa sebelum tahun 1990. Ramainya pelabuhan Tegal juga berdampak pada kemajuan perekonomian kota ini, kota kecil sebagai penghubung antara Jakarta dan Jawa Tengah menjadi kota tujuan perdagangan kala itu.
Kini pelabuhan Tegal masih setia dengan perdagangan antar pulaunya, bahkan untuk kapal-kapal nelayan yang ada di pelabuhan Tegal saat ini telah mencapai 600 kapal dengan ukuran di bawah 30 GT, hal ini masih memerlukan penataan lebih lanjut, agar pelabuhan Tegal dapat mendukung semua kegiatan perekonomian. Pihak Syahbandar pelabuhan menuturkan bahwa saat ini pelabuhan Tegal sedang dilakukan pengerukan kolam, supaya kapal besar bisa masuk dan sandar di pelabuhan Tegal. Upaya tersebut tentunya dalam rangka meningkatkan perekonomian Tegal dan sekitarnya.
Kalau sebelumnya pelabuhan Tegal hanya sebagai pelabuhan transit, diharapkan dengan pembangunan, pelabuhan Tegal menjadi salah satu tujuan utama bagi kapal niaga maupun kapal ikan. Perdagangan barang dan jasa merupakan sektor utama perekonomian kota Tegal. Kota ini menjadi tempat pengolahan akhir dan pemasaran berbagai produk dari kawasan Jawa Tengah bagian barat.
Kota yang terletak di pantai utara pulau Jawa, banyak keunggulan dari kota Tegal yang tidak dimiliki oleh kota lainnya, sehingga pantas kota Tegal dijuluki kota “laka-laka” (bahasa jawa dialek Tegal dan sekitarnya, yang berarti tiada duanya).
Pelabuhan Tegal Kota Bahari - Kanal Arudam